Contoh banner 1

Cara menyembuhkan Penyakit Liver dengan Bioenergi | Testimoni Pelatihan Bioenergi

Indahnya hidup ini bila kita bisa membantu sesama. Seperti yang kini dialami Dapri, ketika ditemui penulis di kantornya, la sedang mengobati rekan sekerjanya yang sejak pagi mengeluh tidak enak badan. Dengan tangannya Dapri memegang dahi rekannya itu sambil memajamkan mata selama sepuluh menit. Setelah rekannya merasa nyaman akhirnya dapat meneruskan pekerjaannya sampai sore hari.
Menjadi praktisi Bioenergi banyak membawa manfaat bagi diri Dapri, karena selain mengobati rekan kantornya, ia juga bisa mengobati istri maupun kedua anaknya. "Hitung-hitung mengirit biaya obat. Di jaman yang serba mahal ini, kita harus berusaha mengerem pengeluaran. Caranya ya mengobati dengan Bioenergi," cetus Dapri sambil tersenyum.
Jika ada keluarga yang terkena flu, Dapri akan mengambil segelas air putih, (menurutnya air putih adalah media yang paling mudah didapat). sambil memohon kepada Tuhan minta kesembuhan, air di dalam gelas tadi dialiri Bioenergi selama lima sampai sepuluh menit, dengan cara menutup bibir gelas dengan tangannya. kemudian air itu diminumkannya kepada si sakit.

Liver tidak Sembuh
Bukan tanpa alasan Dapri mempelajari bioenergi. Tahun 1990, pria asal Sumatera barat ini punya pengalaman pahit. "gara-gara rapor kesehatan saya buruk, peluang untuk bekerja melayang,"ungkapnya. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa ada gangguan pada livernya. Sehingga dokter pada bagian perekrutan pegawai baru di sebuah bank di Jakarta tempat ia mendaftar, terpaksa mencoret namanya dari daftar calon pegawai.
Dokter tersebut menyarankan agar Dapri tidak memilih bekerja di bank, karena ia menganggap kerja di bank terlalu riskan untuk kondisi kesehatan Dapri. "pilihlah pekerjaan yang ringan, jika terlalu berat bekerja liver Anda akan semakin parah" begitu pesan dokter.
"Apa yang salah dengan liver saya?" tanya Dapri dalam hati. la kemudian mencoba mengingat-ingat kembali sinyal-sinyal yang sudah diisyaratkan oleh tubuhnya selama ini sehubungan dengan penyakitnya itu. "Badan saya memang kekar (berat 65 Kg/ tinggi 175 cm) tetapi gampang lelah. Bekerja sebentar, rasanya energi sudah terkuras habis", katanya. Dengan pernyataan dokter itu, ia seperti baru mendapatkan jawaban, mengapa selama ini urinnya tampak selalu keruh (warnanya kuning kecoklatan)", sama sekali tidak menyangka kalau penyakit liver saya itu serius. Jika tidak ada perekrutan pegawai, mungkin saya tidak pernah tahu kalau saya berpenyakit", katanya. Tidak mengherankan jika setiap pukul 21.00 saat istri dan kedua anaknya masih asyik menonton tayangan di layar kaca, ia sudah tertidur pulas. "Menurut dokter, istirahat adalah obat terbaik bagi penderita liver", jelasnya.
Dapri terpaksa mengurungkan niatnya bekerja di kantor, ia membuka usaha sendiri sebagai penyalur gas oksigen untuk industri di dekat rumahnya. "Jika sewaktu-waktu lemas saya tinggal pulang kerumah untuk beristirahat," tuturnya mengikuti anjuran dokter, minimal dua piring. Dapri tidak menyangkal ketika penulis mencoba menebak pola makannya yang selama ini bergaya "bebas". "Saya memang gemar makan daging. Daging sapi, daging kambing, yang digulai maupun jeroan. Belum lagi sayur nangka atau sayur singkong yang bersantan. Namanya juga orang Padang....," ucap pria yang sanggup melahap dua piring nasi putih sewaktu makan siang di warung padang. belum lagi lauk aneka balado yang begitu menggoda. "Cara makan saya benar-benar tidak terkontrol. Makan malampun jika belum tambah satu piring, rasanya perut ini belum kenyang", tuturnya sambil mengelus-elus perutnya.
Selain makan enak, ia juga gemar ngemil dan minum soft drink. "Kalau sudah makan kacang goreng dan minum cola sambil nonton tv, saya suka lupa daratan", tambahnya.

Menguras Banyak Tenaga
Setelah divonis sakit liver, barulah Dapri mulai peduli pada kesehatannya. Di antar sang istri, Sri Sundari, ia berobat ke dokter, yang bepraktik di bilangan Blok A, didekat rumah sang mertua. Setelah memeriksa hasil laboratorium, dokter membenarkan bahwa liver Dapri terganggu, dan ia diberi resep. "Saya diberi tiga jenis obat yang harus diminum sehari tiga kali masing-masingsebutir", Ingatnya obat yang diberikan dokter tidaklah menyembuhkan penyakitnya, melainkan hanya meringankan gejala-gejalanya saja. "Pendeknya kalau sebelumnya saya susah tidur, kini saya bisa istirahat", tuturnya.
Tidak puas dengan dokter pertama, ia kemudian mendatangi seorang dokter yang berpraktik di Rawamangun. "Bekerja di bank terlalu riskan untuk kondisi kesehatan Dapri. Pilihlah pekerjaan yang ringan, jika terlalu berat bekerja liver Anda akan semakin parah," begitu pesan dokter.
Seperti halnya dokter pertama, ia kembali diberi obat. "penyakit tetap tidak bisa sembuh, hanya gejala-gejala yang diredam", tutur Dapri.
Salah seorang saudaranya bahkan sempat menganjurkan agar ia minum obat Cina untuk meringankan penyakit itu. "Ya saya minum juga, namanya usaha. Tetapi liver saya tidak kunjung sembuh", lanjutnya.
Dokter ketiga yang dikunjunginya adalah yang berpraktik di RS Mitra Keluarga Bekasi. "Ia juga memberi tiga jenis obat yang lain lagi", kata Dapri.
Karena bermacam-macam obat yang diminumnya selama bertahun-tahun (1990 sampai dengan 1994), ia tidak merasa lebih sehat melainkan lebih lemas. "Saya semakin sering mual-mual, pandangan kabur.sulit sekali konsentrasi, sulit tidur, clan perasaan gelisah selalu menyelimuti hati saya", demikian uraiannya. Sudah tidak terhitung lagi biaya yang sudah ia keluarkan baik untuk keperluan laboratorium maupun obat-obatan.
Penyakit yang diderita Dapri ternyata bukan hanya liver, lewat hasil pemeriksaan di laboratorium yang sama, diketahui gula darahnya cukup tinggi, yaitu mencapai 210 (normal nya:120). Penyakit yang konon merupakan "turunan" dari ayahnya ini semakin menjadi-jadi karena pola makan yang dianutnya selama ini. "Hasil laboratorium dari dokter ketiga ini menunjukkan SGOT: 19, dan SGPT: 60. Semenjak itu badan saya semakin kurang nyaman, semakin cepat lemas, dan gampang lelah," katanya.

Proses Adjustment Bioenergi
Melihat kondisi badan Dapri dari hari ke hari terus menurun, seorang teman kemudian membujuknya agar ia mau berlatih Bioenergi. "Dia mengatakan jika sudah berlatih, kita bisa melatih diri sendiri dan mengobati orang lain," menurut Dapri yang ketika itu masih "buta" mengenai Bioenergi itu.
Karena ingin tahu cara menyembuhkan penyakit liver yang dideritanya, tanpa berpikir panjang ia menuruti nasihat temennya. Bergabunglah ia dalam kelas Bioenergi yang diadakan sebuah Yayasan Pengobatan Alami Indonesia (YPAI) yang membuka cabang di Pulo Gebang. "Bersama saya ada sepuluh orang yang berlatih ketika itu, tetapi kebanyakan dari mereka tidak punya masalah kesehatan seperti saya", katanya.
Ada satu persyaratan yang harus dijalani Dapri sebelum diberi pelajaran mengobati diri sendiri, yaitu mengikuti inisiasi (bioenergi adjustment), proses penyesuaian energi tubuh dengan energi alam. Saat diselaraskan (atau diinisiasi), ia diminta memejamkan mata dan pak Syaiful M. Maghsri (Master Penghusada sekaligus ketua yayasan tersebut, red.) menaruh telapak tangannya di kepala Dapri selama lima menit. "Pak Syaiful kemudian mencubit kulit dahi saya. Ketika proses itu berlangsung, saya belum merasakan apa-apa, katanya.
Saat menjelang tidur, Dapri merasa tubuhnya terasa demam, dan kepala terasa pusing. "Mungkin itu merupakan reaksi tubuh tersumbat dibuka oleh Pak Syaiful," jelasnya. Untunglah proses ini tidak berlangsung lama, dua jam kemudia ia kembali segar. "Saya bisa beraktivitas seperti biasa".
la kemudian diajarkan bagaimana cara mengambil energi Illahi. "Inilah yang sering saya gunakan untuk menyembuhkan orang lain. Saya mengambil energidari Illahi, kemudian saya berdo'a minta kesembuhan, energi tadi saya salurkan kedalam air putih (tidak harus air putih, juga bisa pada kue atau bubur yang merupakan makanan kesukaan orang itu, red.) kemudian air tadi diminumkan kepada yang sakit, dengan kuasa Allah, ia akan sembuh.
Bioenergi bekerja langsung pada tubuh, bukanlah energi diri dalam dirinya, melainkan energi Illahi atau energi alam semesta. "Saya hanya merasa ada getaran di tangan saya", Katanya.

Memetik Banyak Manfaat
Latihan secara rutin menurut Dapri adalah kata kunci untuk menyerap energi Illahi. la sendiri melakukannya setiap hari, minimal untuk mengobati diri send iri. "Setiap pagi saya memanfaatkan bioenergi. Caranya dengan memegang bagian tubuh yang sakit sambil memohon kesembuhan. Dengan melafalkan niat: saya melakukan pengobatan dengan bioenergi atas kuasa-Mu ya Allah. Sembuhkan penyakit liver clan diabetes saya". la lalu memejamkan mata sambil menaruh kedua telapak tangannya diatas perut selama lima sampai sepuluh menit.
Dua bulan setelah menerapkannya dengan sungguh-sungguh, ia mulai memetik manfaatnya. la juga merasa banyak perubahan yang terjadi pada dirinya. "Dari segi fisik, saya merasa lebih sehat dan energik. Dari segi mental, banyak sekali sifat saya yang jelek berubah menjadi baik," katanya. "Cukup mengherankan, saya yang selama ini dikenal sebagai suami yang emosional, tiba-tiba menjadi penyabar", demikian pengakuannya.
Untuk menegaskan kondisi kesehatannya itu, Dapri kembali ke laboratotium untuk memeriksakan darahnya. "Hasilnya cukup mengagetkan, gula darah saya menyusut sampai 102.SGPT 10 dan SGOT 22", jelasnya. Kini bila harus bekerja dalam waktu yang lama, ia tidak merasa tersiksa Iagi. "Inilah cara menyembuhkan penyakit liver terampuh yang pernah saya ketahui", tambahnya. 
Soal makan? "Nah, ini anehnya", kata Dapri. Benar-benar berubah total. "Saya tidak bisa makan banyak lagi. Sepiring lauk dan nasi cukup", katanya. Sarapan setangkup roti dan secangkir teh hangat, sudah cukup baginya. Padahal dulu, kalau belum makan nasi lengkap dengan lauk-pauk, ia belum mau beranjak dari meja makan. Demikian pula makan siang dan malam, ia merasa cukup kenyang tanpa harus tambah.
Dengan mengontrol makan seperti itu, ia bisa tidur nyenyak di atas pukul 21.00, dan bangun pagi pukul 05.00 dalam keadaan segar.

Meditasi dan Olahraga
Bioenergi juga dapat ditarik kedalam tubuh, antara lain dengan cara meditasi. Kegiatan ini bernama meditasi organ tubuh, yaitu membersihkan organ-organ tubuh dari kepala sampai ujung kaki. Caranya? Duduk bersila seperti layaknya orang bermeditasi. Kemudian, pejamkan mata sambil meminta kesembuhan". pengobatan berawal dari kepala, turun ke mana, ke hidung, telinga, mulut terus sampai ke kaki", jelas Dapri sambil bersila memperagakannya. "Saya biasa melakukannya setelah shalat Isya (malam hari) dan lamanya tergantung kita meresapinya, bisa 30 menit sampai 1 jam", tuturnya.
Agar energi bisa masuk secara merata keseluruh bagian dan lapisan tubuh, Dapri juga dianjurkan melakukan gerakan-gerakan jurus tujuh swahusada, "Gerakan ini dapat meratakan energi, juga akan mengeluarkan lebih banyak limbah bioenergi dari tubuh", katanya. "Kebanyakan gerakan menggunakan tangan, selebihnya pengaturan napas. Jika ketujuh jurus itu dilakukan secara benar, kita bisa mandi keringat".

Lebih Murah
Seperti teka-teki, sampai sekarang Dapri juga belum mendapat jawaban mengapa bioenergi bekerja begitu baik pada fisik dan mentalnya. "Semua itu kebesaran Tuhan", ucapnya. Oleh sebab itu, saat berdo'a, ia selalu merasa kecil dihadapan Tuhan. "Dengan bioenergi, saya kini merasa lebih tentram. Hidup saya ini seperti ada yang memayungi. Rasa resah, rasa takut, sirna sudah", katanya.
la juga mengaku belakangan ini jadi lebih senang memberi. "Kalau ada rejeki, walaupun sedikit, saya tidak lupa membagi kepada orang yang memerlukan. Tidak hitung-­hitungan seperti dulu. Tuhan memberi kita segalanya, pada diri saya khususnya kesembuhan dan rejeki yang tidak putus­-putus. Kita pun harus membagi-bagi kepada sesama", tutur Dapri yang kini juga rajin mengerjakan shalat sunnah di samping shalat wajib.

Bioenergi Menjadi Obat Mujarab
Dengan rajin berlatih menyerap bioenergi, tabungan energi vital yang dimiliki Dapri meningkat, dan tubuhnya kini dirasakan semakin sehat. la kemudian meningkatkan ilmunya dengan mengikuti kelas tingkat penghusada (sertifikasi penghusada). "Dengan mengikuti program pelatihan ini, setidaknya saya bisa menolong keluarga saya", tuturnya.
Satu waktu, ia pernah mencoba membenahi penyakit bersin-bersin yang sering dialami istrinya hampir setiap bangun pagi. "Saya menyalurkan bioenergi ketubuhnya setiap hari selama sepuluh menit. Seminggu kemudian, ia tidak bersin-bersin lagi, bahkan fisiknya jauh lebih segar", katanya. Begitu pula jika anaknya batuk, ia langsung menyalurkan Bioenergi. Caranya, ia berniat mengobati anaknya dengan bioenergi. "Jangan lupa ucapkan, dengan kuasa-Mu ya Allah. Kemudian saya tempelkan telapak tangan saya ke kepala anak saya yang sakit itu kira-kira sepuluh menit. Dengan santai, konsentrasi, sambil terus berdo'a memohon pertolongan Tuhan", lanjutnya. Demikian pula di kantornya yang sekarang Dapri sering diminta untuk mengobati rekan­rekannya. "Uniknya walaupun sering mengobati orang, tetapi energi saya sama sekali tidak terkuras. Bahkan rasanya bertambah clan bertambah lagi", tuturnya.
Dapri kini bisa tersenyum, tidak ada lagi resep yang harus ditebus, ia juga tidak perlu bolak-balik ke laboratorium. Cara menyembuhkan penyakit liver sudah saya dapatkan. Sayapun akan menyebarkan ilmu Bioenergi untuk orang lain yang membutuhkan. Selamat tinggal obat...



SOLUSI UNTUK ANDA :

Apakah Anda juga menderita penyakit LIVER seperti Bpk. Dapri & belum mendapatkan solusi yang tepat hingga saat ini? Jangan biarkan penyakit Anda semakin kronis & mengurangi kebahagiaan Anda. Apapun penyakit Anda, baik Liver ataupun penyakit kandungan lainnya, Segera atasi dengan Kapsul PENYEMBUHAN Bioenergi. 
Untuk KONSULTASI GRATIS & PEMESANAN KAPSUL BIOENERGI silahkan hubungi :  
081 827 8880 (Bpk. Agus) atau 0853 2727 1999 (Ibu Eny)  


Jangan Tunda lagi, Kesehatan Anda adalah Kebahagiaan Keluarga. 



BACA JUGA ARTIKEL LAINNYA : 

Share this:

Posting Komentar

Berikan TANGGAPAN Anda Tentang INFO ini untuk Memberikan INSPIRASI dan MOTIVASI Pembaca Lain. Tinggalkan KOMENTAR Anda DISINI

 
Copyright © Testimoni Bioenergi dari Alumni Bioenergi Center | Keajaiban Bioenergi . Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates